PEMBAHASAN
A.
Arti
Guru
Dalam dunia pendidikan, istilah guru bukanlah hal
yang asing. Menurut pandangan lama, guru adalah sosok manusia yang patut digugu
lan ditiru. Digugu dalam artian ucapannya dapat dipercayai, sedangkan ditiru
berarti segala tingkah lakunya harus dapat menjadi contoh atau tauladan bagi
masyarakat.
Dalam kitab undang-undang Negara Indonesia No.14
tahun 2005 disebutkan guru itu merupakanpendidik professional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usai dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sejalan dengan UU, Zakiyah
Darajad juga berpendapat bahwa guru adalah pendidik professional dengan karena
secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima sebagian tanggung jawab
pendidikan yang terpikul di pundak para orang tua.
Menurut kamus
Umum Bahasa Indonesia, guru diartikan sebagai seseorang yang pekerjaannya
mengajar dan dimaknai sebagai tugas profesi. Untuk menjadi guru, seseorang
harus memenuhi persyaratan profesi. Tidak semua orang bisa menjadi guru.
Dalam
pandangan Mohammad Uzer Usman
(1992:4), guru merupakan profesi, jabatan dan pekerjaan yang memerlukan
keahlian khusus. Menurutnya jenis pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh
sembarang orang di luar bidang kependidikan, meskipun kenyataannya masih
didapati guru yang berasal dari luar bidang kependidikan.
Ngalim Purwanto
berpendapat bahwa guru adalah orang yang pernah memberikan suatu ilmu atau
kepandaian seseorang atau sekelompok orang. Sementara itu, Ahmad Tafsir juga
berpendapat bahwa guru adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan anak didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak
didik, baik potensi afektif, kognitif, maupun psikomotorik.
Menurut pendapat lain, guru merupakan sosok yang begitu
dihormati lantaran memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan
pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan
peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Ketika orang tua
mendaftarkan anaknya ke sekolah pada saat itu juga menaruh harapan terhadap
guru, agar anaknya dapat berkembang secara optimal.
Dapat
dikatakan dari keseluruhan definisi diatas bahwasanya guru memang bukan
sembarang orang yang melakukan kegiatan pengajaran dalam dunia pendidikan, akan
tetapi guru juga harus memiliki syarat pedagogic yang harus terpenuhi. Guru
haruslah orang yang professional, tidaklah mudah seseorang menjadi professional
apabila di dalam hati dan jiwanya belum terpenggil menjadi guru. Untuk itu,
guru harus memenuhi segala aspek baik kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
B. Peran Guru
Pembahasan
selanjutnya kita akan membicarakan tentang peran. Peran merupakan sesuatu yang
menjadi bagian atau memegang pimpinan terutama. Pimpinan disini dapat diartikan
bahwasanya guru memiliki syarat sebagai pemimpin, yakni memiliki perencanaan,
pengorganisasian, pengaktualisasian, dan evaluasi. Peran juga merupakan serangkaian rumusan yang
membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu (Biddle
dan Thomas).
Dalam
dunia pendidikan, guru diberikan tugas dan wewenang dalam melakukan
pembelajaran efektif bagi para peserta didik. Begitu juga dengan peranannya
dalam dunia pendidikan. Sangatlah luas peran guru dalam proses pembelajaran.
Menurut E. Mulyasa dalam bukunya “Menjadi
Guru Professional” menyebutkan sedikitnya ada 17 peran guru dalam dunia
pendidikan, yakni :
a. Guru
Sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik yang menjadi
tokoh, panutan, dan identifikasi bagi peserta didik, dan lingkungannya. Oleh
karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang
mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.
b. Guru
Sebagai Pengajar
Kegiatan belajar peserta didik
dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti motivasi, kematangan, hubungan
peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman, dan
keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika factor-faktor di atas dipenuhi,
maka melalui pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan baik. Oleh karena
itu, guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik, dan
berusaha lebih terampil dalam memecahkan masalah.
c. Guru
Sebagai Pembimbing
sebagai
pembimbing perjalanan, guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk
melaksanakan empat hal berikut: pertama, guru harus merencanakan tujuan
dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai. Kedua, guru harus
melihat keterlibatan peserta didikdalam pembelajaran, dan yang paling penting
bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara
jasmaniyah, tetapi mereka harus terlibat secara psikologis. Ketiga, guru
harus memaknai kegiatan belajar. Keempat, guru harus melaksanakan
penilaian.
d. Guru
Sebagai Pelatih
Guru harus berperan sebagai
pelatih, yang bertugas untuk melatih peserta didik dalam pembentukan kompetensi
dasar, sesuai dengan kompetensi masing-masing. Pelatihan yang dilakukan, di
samping harus memperhatikan kompetensi dasar dan materi standar, juga harus
mampu memperhatikan perbedaan individual peserta didik, dan lingkungannya.
Untuk itu guru harus banyak tahu, meskipun tidak mencakup semua hal, dan tidah
setiap hal secara sempurna, kerena hal itu tidaklah mungkin.
e. Guru
Sebagai Penasihat
Guru
adalah seorang penasihat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua, meskipun
mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasihatdan dalam beberapa hal
tidak dapat berharap untuk menasihati orang.
Menjadi
guru pada tingkat manapun berarti menjadi penasihatdan menjadi oran
kepercayaan, kegiatan pembelajaranpun meletakkannya pada posisi tersebut.
Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat keputusan,
dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Dan, makin efektif guru menangani
setiap permasalahan, makin banyak kemungkinan peserta didik berpaling kepadanya
untuk mendapatkan nasihat dan kepercayaan diri.
f. Guru
sebagai model atau teladan
Guru merupakan model atau teladan
bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagi guru. Sebagai teladan, tentu saja pribadi
dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang di
sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagi guru. Sehubungan
itu, beberapa hal di bawah ini perlu mendapat perhatian, dan bila perlu
didiskusikan para guru.
1.
sikap dasar; 2. bicara dan gaya bicara; 3. kebiasaan bekerja; 4. sikap melalui
pengalaman dan kesalahan; 5. Pakaian; 6. hubungan kemanusiaan; 7. proses
berpikir; 8. Selera; 9. Keputusan; 10. Kesehatan; dan 11. gaya hidup secara
umum.
g. Guru
sebagai pribadi
Sebagai individu yang berkecimpung
dalam pendidikan, guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang
pendidik. Tuntutan kepribadian sebagai pendidik kadang-kadang dirasakan lebih
berat disbanding profesi lainnya. Ungkapan yang sering dikemukakan adalah bahwa
"guru bisa di gugu dan di tiru". Di gugu maksudnya bahwa pesan-pesan
yang disampaikan guru bias dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya bisa
ditiru atau diteladani. Guru sering dijadikan panutan oleh masyarakat, untuk
itu guru harus mengenal nilai-nilai yang dianut dan berkembang di masyarakat,
tempat melaksanakan tugas dan bertempat tinggal.
h. Guru
sebagai peneliti
Pembelajaran merupakan seni, yang
dalam pelaksanaanya memerlukan penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi
lingkungan. Untuk itu diperlukan berbagai penelitian, yang di dalamnya
melibatkan guru. Oleh karena itu, guru adalah seorang pencari atau peneliti. Dia
tidak tahu dan dia tahu bahwa dia tidak tahu, oleh karena itu dia sendiri
merupakan subyek pembelajaran. Dengan kesadaran bahwa ia tidak mengetahui
sesuatu maka ia berusaha mencarinyamelalui kegiatan penelitian. Usaha mencari
sesuatu itu adalah mencari kebenaran, sepertiseorang ahli filsafat yang
senantiasa mencari, menemukan dan mengemukakan kebenaran.
i.
Guru sebagai motivator
Dalam upaya memberikan motivasi,
guru dapat menganalisis motif-motif yang melatarbelakangi anak didik malas
belajar dan menurun prestasinya di sekolah. Motivasi dapat efektif bila
dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan anak didik . penganekaragaman cara
belajar memberikan penguatan dan sebagainya, juga dapat memberikan motivasi
pada anak didik untuk lebih bergairah dalam belajar.
j.
Guru Sebagai Pendorong Kreativitas
Sebagai orang yang kreatif, guru
menadari bahwa kreatifitas merupakan yang universal dan oleh karenanya semua
kegiatannya di topang, di bombing dan dibangkitkan oleh kesadaran itu, ia
sendiri adalah seorang creator dan motivator, yang berada di pusat proses
pendidikan. akibat dari fungsi ini, guru senantiasa berusaha untuk menemukan
cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik, sehingga peserta didik akan
menilainya bahwa ia memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu secara rutin
saja. Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh guru sekarang
lebih bik dari yang telah di kerjakan sebelumnya dan apa yang akan di kerjakan
di masa mendatang lebih baik dari sekarang.
k. Guru
Sebagai Pembangkit Pandangan
Dunia ini panggung sandiwara, yang
penuh dengan berbagai kisah dan peristiwa, mulai dari kisah nyata sampai yang
direkayasa. Dalam hal ini, guru dituntut untuk memberikan dan memelihara
pandangan tentang keagungan kepada peserta dididiknya. Mengemban fungsi ini guru
harus terampil dalam berkomunikasi dengan peserta didik di segala umur,
sehingga setiap langkah dari proses pendidikan yang dikelolanya di laksanakan
untuk menunjang fungsi ini. Guru tahu bahwa ia tidak dapat membangkitkan
pandangan tentang kebesaran kepada peserta didik jika ia sendiri tidak
memilikinya. Oleh karena itu, para guru perlu dibekali dengan ajaran tentang
hakekat manusia dan setelah mengenalnya akan mengenal pula kebesaran allah yang
menciptakannya.
l.
Guru Sebagai Pekerja Rutin
Guru bekerja dengan keterampilan,
dan kebiasaan tertentu, serta kegiatan rutin yang amat di perlukan dan
seringkali memberatkan. Jika kegiatan tersebut tidak dikerjakan dengan baik,
mak bisa mengurangi atau merusak keefektifan guru pada semua peranannya.
m. Guru
Sebagai Aktor
Sebagai seorang aktor, guru harus
melakukan apa yang ada dalam naskah yang telah disusun dengan mempertimbangkan
pesan yang akan disampaikan kepada penonton. Penampilan yang bagus dari seorang
actor akan mengakibatkan para penonton tertawa, mengikuti dengan
sungguh-sungguh, dan bisa pula menangis terbawa oleh penampilan sang actor.
Untuk bisa berperan sesuai dengan tuntutan naskah, dia harus menganalisis dan
melihat kemampuannya sendiri, persiapannya, memperbaiki kelemahan,
menyempurnakan aspek-aspek baru dari setiap penampilan, mempergunakan pakaian,
tat arias sebagaiman yang diminta, dan kondisinya sendiri untuk menghadapi
ketegangan emosinya dari malam ke malam serta mekanisme
n. Guru
Sebagai Evaluator
Evaluasi atau penilaian merupakan
aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latar
belakang banyak latar belakang dan hubungan, serta variable lain yang mempunyai
arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat
dipisahkan dengan setiap segi penilaian, karena penilaian merupakan proses
menetapkan kualitas hasil belajar, atau proses untuk menentukan tingkat
pencapaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik.
o. Guru
Sebagai Pengawet
Salah satu tugas pendidikan adalah
mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi berikutnya, karena hasil karya
manusia terdahulu masih banyak yang bermakna bagi kehidupan manusia sekarang
maupun di masa depan. Hal ini disebabkan oleh keberhasilan tugas pendidikan
yang lain, yaitu pembekalan individu agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat
dan mampu memberikan sumbangan bagi kehidupan di masa depan. Upaya pelestarian
dilakukan melalui pembekalan terhadap calon-calon guru.
Untuk melaksanakan tugasnya sebagai
pengawet terhadap apa yang telah dicapai manusia terdahulu, dikembangkan salah
satu sarana pendidikan yang disebut kurik
p. Guru
sebagai Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru hendaknya
dapat menyediakan fasilitas pembelajaran yang menarik dan mudah dalam kegiatan
belajar anak didik. Lingkungan belajar yang tidak menyenangkan, suasana ruang
kelas yang pengap, meja dan kursi yang berantakan, fasilitas belajar yang
kurang tersedia, menyebabkan anak didik malas belajar. Oleh karena itu menjadi
tugas guru bagaiman menyediakan fasilitas, sehingga akan tercipta
lingkunganbelajar yang menyenangkan anak didik.
q. Guru
Sebagai Supervisor
Dalam hal ini guru hendaknya dapat
membantu, memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran.
Teknik suoervisi harus dikuasai oleh guru dengan baik agar dapat melakukan
perbaikan terhadap situasi belajar mengajar menjadi lebih baik. Untuk itu
kelebihan yang dimiliki oleh supervisor bukan hanya karena pengalamannya,
pendidikannya, kecakapannya, atau keterampilan-keterampilan yang dimilikinya,
atau karena memiliki sifat-sifat kepribadian yang menonjol daripada orang-orang
yang disupervisinya.
Sementara itu, menurut W.F. Connel
(1972) membedakan peran guru dalam 7 peranan, yakni :
a. Peran
Guru Sebagai Pendidik (Nurturer)
Peran ini berkaitan dengan
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk memperoleh
pengalaman-pengalaman lebih lanjut seperti penggunaan kesehatan jasmani, bebas
dari orang tua, dan orang dewasa lainnya. Oleh karena itu guru harus
bertanggungjawab terhadap pendisiplinan anak, mengontrol segala aktivitasnya
agar tidak menyimpang dengan norma-norma yang ada.
b. Sebagai
Model
Setiap anak mengharapkan guru
mereka dapat menjadi contoh bagi dirinya. Oleh karena itu tingkah laku guru
juga harus sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa, dan
Negara.
c. Sebagai
Pengajar dan Pembimbing
Setiap guru harus memberikan
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman lain diluar fungsi sekolah. Dengan
adanya hal tersebut, diharapkan terciptanya tingkah laku social yang selaras
oleh anak didik dengan lingkungan disekitar pendidikan.
d. Sebagai
Pelajar (learner)
Seorang guru dituntut untuk selalu
menambah pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan keterampilan
yang dimilikinya tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan keterampilan yang
dikuasai tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan
pengembangan tugas professional, tetapi juga tugas kemasyarakatan maupun
kemanusiaan.
e. Komunikator
terhadap Masyarakat Setempat
Seorang guru diharapkan dapat
berperan aktif dalam pembangunan di segala bidang yang sedang dilakukan. Ia dapat
mengembangkan kemampuannya pada bidang-bidang yang dikuasainya.
f. Pekerja
Administrasi
Dalam hal ini guru dapat melakukan
administrasi dengan baik. Administrasi tersebut digunakan untuk membuat rencana
mengajar, mencatat hasil belajar, dan sebagainya merupakan dokumen berharga
bahwa ia telah melakukan perannya dalam administrator kelas.
g. Kesetiaan
terhadap Lembaga
Seorang guru diharapkan dapat
membantu kawannya yang memerlukan bantuan dalam mengembangkan kemampuannya.
Bantuan tersebut dapat berupa langsung melalui pertemuan-pertemuan resmi maupun
incidental.
Pendapat
lain tentang peran guru adalah dari Abin Syamsudin (2003) yang mengemukakan
bahwa dalam pendidikan secara luas, seorang guru yang ideal seyogyanya dapat
berperan sebagai :
a.
Koservator (pemelihara) sistem nilai
yang merupakan sumber norma kedewasaan.
b.
Inovator (pengembang) sistem nilai ilmu
pengetahuan.
c.
Transmitor (penerus) sistem-sistem nilai
tersebut kepada peserta didik.
d.
Transformator (penerjemah) sistem-sistem
nilai tersebut melalui penjelmaan dalam pribadinya dan perilakunya dalam proses
interaksi dengan sasaran didik.
e.
Organisator (penyelenggara) terciptanya
proses edukatif yang dapat dipertanggungjawabkan, baik secara formal (kepada
pihak yang mengangkat dan menugaskannya) maupun secara moral (kepada sasaran
didik, serta Tuhan yang menciptakannya).
Sedangkan
dalam pengertian pendidikan yang terbatas, Abin Syamsuddin dengan mengutip
pemikiran Gage dan Berliner, mengemukakan peran guru dalam proses pembelajaran
peserta didik, yang mencakup :
a.
Guru
sebagai perencana (planner) yang harus mempersiapkan apa yang akan dilakukan di
dalam proses belajar mengajar (pre-teaching problems);
- Guru
sebagai pelaksana (organizer), yang harus dapat menciptakan situasi,
memimpin, merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar
mengajar sesuai dengan rencana, di mana ia bertindak sebagai orang sumber
(resource person), konsultan kepemimpinan yang bijaksana dalam arti
demokratik & humanistik (manusiawi) selama proses berlangsung (during teaching
problems).
- Guru
sebagai penilai (evaluator) yang harus mengumpulkan, menganalisa,
menafsirkan dan akhirnya harus memberikan pertimbangan (judgement), atas
tingkat keberhasilan proses pembelajaran, berdasarkan kriteria yang
ditetapkan, baik mengenai aspek keefektifan prosesnya maupun kualifikasi
produknya.
C.
Fungsi
Guru
Sebagai seorang pendidik, guru harus memahami fungsi
pokok yang ada pada dirinya. Tidak hanya
sebatas memahami diri sendiri saja, baik
kepada siswanya maupun lingkungannya saja. Akan tetapi harus mengintegrasikan
antara kedua komponen tersebut, yakni siswa dan lingkungannya. Guru diharapkan
menjadi fungsi penghubung sekolah dengan masyarakat.
Guru memanglah seseorang yang memiliki kemampuan
lebih dalam disiplin ilmu. Dalam prosesnya, guru dibekali berbagai ilmu
keguruan sebagai dasar, disertai pula dengan seperangkat latihan keterampilan
keguruan dan pada kondisi itu pula ia belajar memersosialisasikan sikap guru
maupun keguruan yang diperlukannya. Seorang guru juga dibekali dengan kepribadian
yang luhur yang selanjutnya akan mentransformasikan kepribadiaannya kepada
peserta didiknya. Hal tersebut juga juga merupakan fungsi lain dari guru yang
dikemukakan oleh Rostiyah (dalam Djamariah, 2000:36), bahwa guru memiliki
fungsi sebagai berikut :
1. Menyerahkan
kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan, dan
pengalaman-pengalamannya.
2. Membentuk
kepribadian anak yang harmonis sesuai cita-cita dan dasar Negara yakni sesuai
dengan nilai-nilai luhur Pancasila.
3. Menyiapkan
anak menjadi warga Negara yang baik sesuai dengan Undang-undang Pendidikan yang
merupakan keputusan MPR no. 2 tahun 1983.
4. Sebagai
perantara dalam belajar.
5. Guru
adalah seorang pembimbing untuk membawa anak didik kea rah kedewasaan. Pendidik
tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk anak menurut kehendak hatinya.
6. Guru
sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat.
7. Sebagai
penegak kedisiplinan, guru menjadi contoh dalam segala hal, seperti
melaksanakan tata tertib dan peraturan yang dibuat oleh sekolah.
8. Sebagai
administrator dan manajer.
9. Guru
sebagai pemimpin
10. Guru
sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak.
Seorang guru baru dikatakan sempurna jika fungsinya
sebagai pendidik dan juga berfungsi sebagai pembimbing. Dalam hal ini
pembimbing yang memiliki sarana dan serangkaian usaha dalam memajukan
pendidikan. Seorang guru menjadi pendidik yang sekaligus sebagai seorang
pembimbing. Contohnya guru sebagai pendidik dan pengajar sering kali akan
melakukan pekerjaan bimbingan, seperti bimbingan belajar tentang keterampilan
dan sebagainya dan untuk lebih jelasnya proses pendidikan kegiatan mendidik,
mengajar dan membimbing sebagai yang taka dapat dipisahkan.