PEMBAHASAN
A. Pembelajaran dan Media Pembelajaran
Dunia pendidikan sangat erat kaitannya dengan proses
belajar mengajar di kelas. Subjek yang berperan disini meliputi guru dan siswa.
Seyogyanya guru memperlakukan siswa bukan suatu subyek belajar saja, akan
tetapi harus memperlakukan siswanya secara objektif agar terjadi interaksi
belajar yang efektif dan efisien. Interaksi belajar tersebut sering kita kenal
sebagai pembelajaran.
Pembelajaran menurut Sudjana (2000) merupakan setiap
upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan
peserta didik melakukan kegiatan belajar. Gulo (2004) mendefinisikan
pembelajaran sebagai usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang
mengoptimalkan kegiatan belajar. Nasution (2005) mendefinisikan pembelajaran
sebagau suatu aktifitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya
dan menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar.
Lingkungan dalam pengertian ini tidak hanya ruang belajar, tetapi juga meliputi
guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium, dan media atau alat lainnya yang
relevan dengan kegoiatan belajar siswa.
Biggs
(1985) membagi konsep pembelajaran dalam 3 pengertian, yaitu :
a. Pembelajaran
dalam Pengertian Kuantitatif
Secara kauntitatif
pembelajaran berarti penularan pengetahuan dari guru kepada murid. Dalam hal
ini guru dituntut untuk menguasai pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyampaikannya
kepada siswa dengan sebaik-baiknya.
b. Pembelajaran
dalam Pengertian Institusional
Secara institusional
pembelajaran berarti penataan segala kemampuan mengajar sehingga dapat berjalan
efisien. Dalam pengertian ini guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan
berbagai teknik mengajar dan alat/media pendukung dan peraganya untuk
bermacam-macam siswa yang memiliki berbagai perbedaan individual.
c. Pembelajaran
dalam Pengertian Kualitatif
Secara kualitatif pembelajaran
berarti upaya guru untuk memudahkan kegiatan belajar siswa. Dalam pengertian
ini peran guru dalam pembelajaran tidak sekedar menjejalkan pengetahuan kepada
siswa, tetapi juga melibatkan siswa dalam aktivitas belajar yang efektif dan
efisien.
Dari berbagai pengertian pembelajaran diatas dapat
didimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan
sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan
menciptakan sistem lingkukngan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat
melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil
optimal.
Dalam proses pembelajaran, guru sangat berperan
terhadap lancarnya transformasi ilmu dan pengetahuan terhadap para siswa,
disini peran guru sebagai fasilitator dan transformator. Tentunya dalam pembelajaran
yang menarik, dewasa ini guru sudah dituntut untuk menggunakan alat atau suatu
media pembelajaran yang kreatif. Alat-alat yang digunakan harus disesuaikan
dengan kebutuhan dan kerelevansian alat tersebut secara efektif dan efisien.
Media adalah sebuah alat yang berfungsi menyampaikan
pesan (Bovee, 1997). Media merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berasal dari bahasa latin
yang berarti antara. Istilah media dapat kita artikan sebagai segala sesuatu
yang menjadi perantara atau penyampai informasi dari pengririm pesan kepada
penerima pesan. Media pembelajaran memungkinkan terjadinya sebuah proses
komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Pesan yang akan di
komunikasikan adalah isi pembelajaran yang ada dalam kurikulum yang dituangkan
oleh pengajar atau fasilitator atau sumber lain ke dalam symbol-simbol
komunikasi, baik symbol verbal maupun symbol non-verbal atau visual. Jadi,
meida pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan (bahan ajar), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan
perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dan
berlangsung dalam suatu sistem, maka pembelajaran menempati posisi yang cukup
penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media,
komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi
juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Berikut ini posisi media
pembelajran sebagai komponen komunikasi.
Gambar
1.
Media
Tersebut juga memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru)
menuju penerima (siswa). Berikut ini adalah gambar proses tranformasi
pengetahuan dari guru kepada siswa dengan menggunakan suatu media pembelajaran.
Gambar 2.
B.
Landasan
Penggunaan Media Pembelajaran
Dalam usaha meningkatkan mutu dan kualitas
pembelajaran ditentukan dengan penggunaan media yang digunakan. Penggunaan
media tersebut harus mempunyai dasar atau landasan agar pengembangan media
dalam pembelajaran tersebut dapat relevan, efektif, dana efisien. Kesalahan
guru masa lampau adalah tidak mengerti akan landasan penggunaan media
pembelajaran, sehingga kelas seolah-olah monoton dan kurang memberikan kultur
yang positif dalam mengembangkan minat dan prestasi siswa dalam belajar.
Penggunaan media pembelajaran tentunya harus
dilandaskan beberapa hal, dilatar belakangi dengan adanya multi psikologi pada
anak dan tuntutan perubahan paradigma belajar dari traditional learning menuju
new learning yang memungkinkan perubahan dari single media ke multimedia. Untuk
itu, secara umu ada empat landasan penggunaan media pembelajaran, yaitu :
1. Landasan
Filosofis
Muncul
beberapa pendapat mengenai penggunaan media pembelajaran. Pendapat pertama
mengatakan bahwa pemakaian teknologi baru akan berakibat proses pembelajaran
kurang manusiawi. Sedangkan pendapat yang kedua mengatakan bahwa dengan adanya
berbagai media pembelajaran justru siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk
menggunakan media yang lebih sesuai dengan karakteristik pribadinya. Perbedaan
pendapat tersebut tidak perlu diperdebatkan, yang terpenting adalah bagaimana
pandangan guru terhadap siswanya dalam proses pembelajaran. Apabila guru
menganggap siswa sebagai anak manusia yang memiliki kepribadian, harga diri,
motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain, maka penggunaan
media pembelajaran kontemporer maupun tradisional akan tetap melalui pendekatan
humanis.
2. Landasan
Psikologis
Dengan
memperhatikan komplekstisitas dan keunikan dari proses pembelajaran, maka
ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Selain itu, persepsi siswa juga sangat
mempengaruhi hasil belajar. Sehingga, dalam pemilihan media pembelajaran,
disamping memperhatikan kedua hal tersebut, juga harus memahami makna,
persepsi, serta factor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi
hendaknya diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran berlangsung secara
efektif.
3. Landasan
Teknologi
Teknologi
pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan
orang, prosedur, ide,
peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan
mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu
mempunyai tujuan dant erkontrol. Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan
masalah dilakukan dalam bentuk: kesatuan
komponen-komponen sistem pembelajaran. Komponen- komponen ini termasuk
pesan, orang, bahan, media, peralatan,
teknik, dan latar.
4. Landasan
Empiris
Temuan-temuan
penelitian menunjukkan bahwa terdapat
interaksi antara penggunaan media
pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa. Berdasarkan landasan
rasional empiris tersebut, maka pemilihan
media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus
mempertimbangkan kesesuaian antara
karakteristik pebelajar,
karakteristik materi pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.
C.
Dasar
Kelaikan Media Pembelajaran
Media pembelajaran seperti yang telah diuraikan
sebelumnya merupakan suatu alat pendukung untuk menciptakan komunikasi antara
guru dan siswa secara efektif dan efisien agar bahan ajar dapat di sampaikan
kepada siswa-siswanya. Tentunya peran tersebut sangat vital, karena komunikasi
yang efektif akan dipengaruhi pula dengan pemilihan media pembelajaran yang
berkualitas den relevan.
Syarat untuk menjadi media pembelajaran yang
berkualitas harus memenuhi beberapa kelaikan. Kelaikan ini merupakan besarannya
suatu ukuran pantas tidaknya suatu alat untu dapat digunakan. Dalam media
pembelajaran ada tiga macam kelaikannya, yaitu :
1. Kelaikan
Praktis
Didasarkan pada kemudahan dalam mengajarkannya bahan ajar
dengan menggunakan media, seperti:
a. Media yang digunakan telah lama
diakrabi, sehingga mengoperasikannya dapat terlaksana dengan mudah dan lancar.
b. Mudah digunakan tanpa memerlukan
alat tertentu.
c. Mudah diperoleh dari sekitar, tidak memerlukan biaya mahal.
d. Mudah dibawa atau dipindahkan
(mobilitas tinggi).
e. Mudah pengelolaannya.
2. Kelaikan
Teknis
Kelaikan Teknis ini
merupakan potensi
media yang berkaitan dengan kualitas media. Di antara unsur yang menentukan
kualitas tersebut adalah relevansi media dengan tujuan belajar, potensinya
dalam memberi kejelasan informasi, kemudahan untuk dicerna. Dan segi susunannya
adalah sistematik, masuk akal, apa yang terjadi tidak rancu. Kualitas suatu
media terutama berkaitan dengan atributnya. Media dinyatakan berkualitas
apabila tidak berlebihan dan tidak kering informasi.
3. Kelaikan
Biaya
Media yang praktis
adalah media yang membutuhkan biaya yang tidak terlalu mahal. Mengacu pada
pendapat bahwa pada dasarnya ciri pendidikan modern adalah efisiensi dan
keefektifan belajar mengajar. Salah satu strategi untuk menekan biaya adalah dengan
simplifikasi dan memanipulasi media atau alat bantu dan material pengajaran.
D.
Faktor
Berpengaruh dan Manfaat Media Pembelajaran
Pemilihan media pembelajaran bukan semata-semata
atas keinginan guru. Akan tetapi, dalam menentukan media pembelajaran yang tepat
yang akan dipakai dalam proses pembelajaran harus mempertimbangkan kelaikan
media tersebut yang mencakup tujuan yang akan dicapai, kondisi dan keterbatasan
baik guru, siswa, maupun media yang beragam karakteristiknya. Beberapa
pertanyaan dibawah ini menjadi acuan dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu:
1. Apakah
media yang bersangkutan relevan dengan tujuan instruksional yang ingi dicapai
oleh guru?
2. Apakah
ada sumber informasi, katalog mengenai media yang bersangkutan?
3. Apakah
perlu dibentuk tim untuk memonitor yang terdiri dari para calon pemakai?
(Sadiman, 1986).
Dari uraian pertanyaan dapat disimpulkan beberapa
faktor yang mendasari seorang guru memilih media pembelajaran yaitu : 1).
Tujuan instruksional yang akan dicapai, 2). Karakteristik siswa, 3). Jenis
rangsangan belajar yang diinginkan (audio visual), keadaan latar atau
lingkungan, dan gerak atau diam, 4). Ketersediaan sumber setempat, 5). Apakah
media siap pakai, ataukah media rancang, 6). Kepraktisan dan ketahanan media,
dan 7). Efektifitas biaya dalam jangka waktu panjang.
Media pembelajaran yang dipakai oleh seorang guru
dengan guru lain memang beragam sesuai dengan kebutuhannya. Tentu dalam
menggunakan media tersebut masing-masing memiliki nilai lebih atau manfaat.
Manfaat tersebut dapat dibedakan menjadi manfaat media secara umu dan khusus.
Secara umum media pembelajaran mempunyai
manfaat sebagai berikut:
1. Memperjelas
penyajian suatu pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis.
2. Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
3. Dengan
menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi
sikap pasif siswa dalam pembelajaran. Dalam hal ini media pembelajaran berguna
untuk: a). menimbulkan gairah belajar, b). Memungkinkan interaksi langsung
antara siswa dengan lingkungan dan kenyataan, dan c). memungkinkan siswa
belajar sendiri menurut minat dan kemampuannya.
4. Dengan
sifat yang unik pada siswa juga dengan lingkungan dan pengalaman yang
berbeda-beda, sedangkan kurikulum dan materi pembelajaran yang sama untuk
setiap siswa, masalah ini dapat diatasi dengan media pembelajaran dalam
kemampuannya memberikan rangsangan yang sama, menyamakan pengalaman, dan
menimbulkan persepsi yang sama.
Sehingga, secara umum manfaat media dalam
pembelajaran adalah memperlancar siswa, dengan maksud membantu siswa belajar
secara optimal. Sedangkan manfaat media secara khusus (Kemp dan Dayton, 1985)
yaitu :
1. Penyampaian
pembelajaran dapat diseragamkan
Setiap guru mempunyai
tafsiran yang beranekaragam dalam suatu materi pembelajaran. Melalui media,
pebnafsiran yang beragam ini dapat direduksi dan disampaikan kepada siswa
secara seragam.
2. Proses
Pembelajaran Menjadi Lebih Menarik
3. Media
dapat menyampaikan informasi yang dapat didengar (audio) dan dapat dilihat
(visual), sehingga dapat mendeskripsikan prinsip, konsep, proses atau prosedur
yang bersifat abstrak dan tidak lengkap menjadi lebih jelas dan lengkap.
4. Proses
Pembelajaran Menjadi Lebih Interaktif
Media pembelajaran yang
tepat akan membantu guru dan siswa melakukan komunikasi dua arah secara aktif.
Sehingga akan mengurangi kecenderungan guru berbicara satu arah kepada siswa.
5. Jumlah
Waktu Belajar-Mengajar dapat Dikurangi
Guru banyak
menghabiskan waktu dalam menjelaskan materi ajar. Dengan memanfaatkan media
pembelajaran, waktu tersebut dapat dikurangi.
6. Kualitas
Belajar Siswa dapat Ditingkatkan
Penggunaan media tidak
hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien, tetapi juga membantu siswa
menyerap materi ajar secara mendalam dan utuh.
7. Proses
Pembelajaran dapat terjadi dimana dan kapan saja
Media pembelajaran
dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar dimana saja dan
kapan saja tanpa ketergantungan pada guru.
8. Sikap
positif siswa terhadap proses belajar dapat ditingkatkan
Dengan media
pembelajaran, proses belajar akan lebih menarik, dan meningkatkan apresiasi
siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru.
9. Peran
Guru berubah kearah yang lebih positif dan produktif
Dengan media, guru
tidak perlu mengulang-ulang penjelasan dan mengurangi penjelasan verbal
(lisan), sehingga guru dapat memberikan perhatian lebih banyak kepada aspek
pemberian motivasi, perhatian, bimbingsn dan sebagainya.
E.
Media
Pembelajaran Audio Visual Sebagai Media Pembelajaran Kontemporer
Dalam pelaksanaanya, teknik penggunaan dan
pemanfaatan media yang modern atau kontemporer turut memberi andil yang besar
dalam menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran, karena pada dasarnya
mempunyai dua fungsi utama, yakni media sebagai alat bantu dan media sebagai
sumber belajar bagi siswa (Djamariah, 2002).
Dalam perkembangannya, pada abad ke-21, guru
dituntut berorientasi kepada multimedia dalam kegiatan pembelajarannya. Hal ini
berarti terjadi peralihan antara media pembelajaran manual (single media) menjadi multimedia. Multimedia disini bertujuan
menciptakan constructivist learning dan contemporary
content. Multimedia disini dicontohkan seperti media audio, visual, maupun audio
visual.
Media audio adalah media yang isi pesannya hanya
diterima melalui indera pendengaran. Dengan kata lain, media jenis ini hanya
melibatkan indera dengar dan manipulasi unsur bunyi atau suara semata
(Setyosari dan Sihkabuden, 2005). Sedangkan media visual, yaitu media yang hanya
mengandalkan indera penglihatan dalam wujud visual. Konotasi media visual dalam
pengajaran memiliki pengertian yang sangat luas, karena pada dasarnya media
pembelajaran yang digunakan dalam pengajaran hampir semuanya dapat dinikmati
oleh indera penglihatan kita.
Perpaduan antara kedua media diatas yang sering
dipakai pada proses pembelajaran pada abad ke-21 ini adalah media audio-visual. Media audio visual disebut juga sebagai media video. Video merupakan
media yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam media video
terdapat unsur audio visual tersebut yang memungkinkan siswa untuk dapat
menerima pesan pembelajaran melalui pendengaran, sedangkan unsur visual
memungkinkan penciptaan pesan belajar melalui bentuk visualisasi.
Menurut Ronald Anderson (1994, 99), media video
adalah merupakan rangkaian gambar elektronis yang disertai oleh unsur suara dan
unsur gambar yang dituangkan melalui pita video. Rangkaian gambar elektronis
tersebut kemudian diputar dengan suatu alat yaitu video cassette recorder atau video player.
Seperti halnya dengan media lainnya, media audio
visual (video) mempunyai beberapa karakteristik. Karakteritik tersebut terdiri
dari kelebihan maupun kelemahan. Menurut Ronald Anderson (1994:103-105) bahwa
dalam media video terdapat kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan media video adalah : dapat digunakan untuk
klasikal atau individual, dapat digunakan seketika, digunakan secara
berulang-ulang, dapat menyajikan materi secara fisik tidak dapat bicara kedalam
kelas, dapat menyajikan objek yang bersifat berbahaya, dapat menyajiakan objek
secara detail, tidak memerlukan ruang gelap, dapat diperlambat dan dipercepat,
serta menyajikan gambar dan suara.
Sedangkan kelemahan dari media video ini adalah
sukar untuk dapat direvisi, relative mahal, dan memerlukan keahlain khusus.
Pemilihan media video ini dapat disesuaikan dengan
tujuannya secara umu dalam proses pembelajaran. Ronald Anderson (1994:102)
mengemukakan tentang beberapa tujuan dari pembelajaran menggunakan media video,
antara lain:
Untuk
tujuan kognitif :
1.
Dapat mengembangkan mitra kognitif yang
menyangkut kemampuan mengenal kembali dan kemapuan memberikan rangsangan gerak
dan serasi.
2.
Dapat menunjukan serangkaian gambar diam
tanpa suaru sebagai media foto dan film bingkai meskipun kurang ekonomis.
3.
Melalui video dapat pula diajarkan
pengetahuan tentang hukum-hukum dan prinsip-prinsip tertentu.
4.
Video dapat digunakan untuk menunjukkan
contoh dan cara bersikap atau berbuat dalam suatu penampilan, khususnya yang
menyangkut dengan interaksi siswa.
Tujuan
Afektifnya seperti :
1.
Video merupakan media yang baik sekali
untuk menyampaikan informasi dalam matra afektif.
2.
Dapat menggunakan efek dan teknik, video
dapat menjadi media yang sangat baik dalam mempengaruhi sikap dan emosi.
Sedangkan
tujuan psikomotorik seperti :
1.
Video merupakan media yang tepat untuk
memperlihatkan contoh keterampilan yang menyangkut gerak. Dengan alat ini
dijelaskan, baik dengan cara memperlambat maupun mempercepat gerakan yang
ditampilkan.
2.
Melalui video siswa dapat langsung
mendapat umpan balik secara viual terhadap kemampuan mereka sehingga mampu
mencoba keterampilan yang menyangkut gerakan tadi.
Demikian tadi paparan dari karakteristik media audio
visual sebagai media pembelajaran kontemporer. Media tersebut sangat relevan
dan efektif dalam proses pembelajaran pada masa kini. Karena dalam media
tersebut sudah mencakup tujuan dari aspek kognitif, psikomotorik, maupun
afektif. Media ini juga dapat dirancang sedemikian rupa agar strategi dalam mentransfer
pengetahuan dari guru kepada mahasiswa dapat terjadi secara efektif dan
efisien. Komunikasi juga dapat terjalin dengan efektif dengan mewakilkan gambar
dan audio kedalam proses pembelajaran, sehingga dapat meberikan umpan balik
secara langsung dan siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran.
No comments:
Post a Comment