Powered By Blogger

Tuesday, 14 August 2012

Media Pembelajaran Kontemporer


PEMBAHASAN

A.    Pembelajaran dan Media Pembelajaran
Dunia pendidikan sangat erat kaitannya dengan proses belajar mengajar di kelas. Subjek yang berperan disini meliputi guru dan siswa. Seyogyanya guru memperlakukan siswa bukan suatu subyek belajar saja, akan tetapi harus memperlakukan siswanya secara objektif agar terjadi interaksi belajar yang efektif dan efisien. Interaksi belajar tersebut sering kita kenal sebagai pembelajaran.
Pembelajaran menurut Sudjana (2000) merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Gulo (2004) mendefinisikan pembelajaran sebagai usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar. Nasution (2005) mendefinisikan pembelajaran sebagau suatu aktifitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar. Lingkungan dalam pengertian ini tidak hanya ruang belajar, tetapi juga meliputi guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium, dan media atau alat lainnya yang relevan dengan kegoiatan belajar siswa.
Biggs (1985) membagi konsep pembelajaran dalam 3 pengertian, yaitu :
a.       Pembelajaran dalam Pengertian Kuantitatif
Secara kauntitatif pembelajaran berarti penularan pengetahuan dari guru kepada murid. Dalam hal ini guru dituntut untuk menguasai pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyampaikannya kepada siswa dengan sebaik-baiknya.
b.      Pembelajaran dalam Pengertian Institusional
Secara institusional pembelajaran berarti penataan segala kemampuan mengajar sehingga dapat berjalan efisien. Dalam pengertian ini guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar dan alat/media pendukung dan peraganya untuk bermacam-macam siswa yang memiliki berbagai perbedaan individual.
c.       Pembelajaran dalam Pengertian Kualitatif
Secara kualitatif pembelajaran berarti upaya guru untuk memudahkan kegiatan belajar siswa. Dalam pengertian ini peran guru dalam pembelajaran tidak sekedar menjejalkan pengetahuan kepada siswa, tetapi juga melibatkan siswa dalam aktivitas belajar yang efektif dan efisien.

Dari berbagai pengertian pembelajaran diatas dapat didimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sistem lingkukngan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil optimal.
Dalam proses pembelajaran, guru sangat berperan terhadap lancarnya transformasi ilmu dan pengetahuan terhadap para siswa, disini peran guru sebagai fasilitator dan transformator. Tentunya dalam pembelajaran yang menarik, dewasa ini guru sudah dituntut untuk menggunakan alat atau suatu media pembelajaran yang kreatif. Alat-alat yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kerelevansian alat tersebut secara efektif dan efisien.
Media adalah sebuah alat yang berfungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997). Media merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berasal dari bahasa latin yang berarti antara. Istilah media dapat kita artikan sebagai segala sesuatu yang menjadi perantara atau penyampai informasi dari pengririm pesan kepada penerima pesan. Media pembelajaran memungkinkan terjadinya sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Pesan yang akan di komunikasikan adalah isi pembelajaran yang ada dalam kurikulum yang dituangkan oleh pengajar atau fasilitator atau sumber lain ke dalam symbol-simbol komunikasi, baik symbol verbal maupun symbol non-verbal atau visual. Jadi, meida pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan ajar), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Berikut ini posisi media pembelajran sebagai komponen komunikasi.

Gambar 1.
 






                  Media Tersebut juga memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Berikut ini adalah gambar proses tranformasi pengetahuan dari guru kepada siswa dengan menggunakan suatu media pembelajaran.
Gambar 2.
Text Box: SiswaText Box: MetodeText Box: PesanText Box: MediaOval: Guru 





B.     Landasan Penggunaan Media Pembelajaran
Dalam usaha meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran ditentukan dengan penggunaan media yang digunakan. Penggunaan media tersebut harus mempunyai dasar atau landasan agar pengembangan media dalam pembelajaran tersebut dapat relevan, efektif, dana efisien. Kesalahan guru masa lampau adalah tidak mengerti akan landasan penggunaan media pembelajaran, sehingga kelas seolah-olah monoton dan kurang memberikan kultur yang positif dalam mengembangkan minat dan prestasi siswa dalam belajar.
Penggunaan media pembelajaran tentunya harus dilandaskan beberapa hal, dilatar belakangi dengan adanya multi psikologi pada anak dan tuntutan perubahan paradigma belajar dari traditional learning menuju new learning yang memungkinkan perubahan dari single media ke multimedia. Untuk itu, secara umu ada empat landasan penggunaan media pembelajaran, yaitu :
1.      Landasan Filosofis
Muncul beberapa pendapat mengenai penggunaan media pembelajaran. Pendapat pertama mengatakan bahwa pemakaian teknologi baru akan berakibat proses pembelajaran kurang manusiawi. Sedangkan pendapat yang kedua mengatakan bahwa dengan adanya berbagai media pembelajaran justru siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk menggunakan media yang lebih sesuai dengan karakteristik pribadinya. Perbedaan pendapat tersebut tidak perlu diperdebatkan, yang terpenting adalah bagaimana pandangan guru terhadap siswanya dalam proses pembelajaran. Apabila guru menganggap siswa sebagai anak manusia yang memiliki kepribadian, harga diri, motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain, maka penggunaan media pembelajaran kontemporer maupun tradisional akan tetap melalui pendekatan humanis.
2.      Landasan Psikologis
Dengan memperhatikan komplekstisitas dan keunikan dari proses pembelajaran, maka ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Selain itu, persepsi siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Sehingga, dalam pemilihan media pembelajaran, disamping memperhatikan kedua hal tersebut, juga harus memahami makna, persepsi, serta factor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran berlangsung secara efektif.
3.      Landasan Teknologi
Teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang,  prosedur,  ide,  peralatan,  dan organisasi untuk  menganalisis masalah, mencari cara  pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dant erkontrol. Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dalam bentuk: kesatuan  komponen-komponen sistem pembelajaran. Komponen- komponen ini termasuk pesan,  orang, bahan, media, peralatan, teknik, dan latar.
4.      Landasan Empiris
Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa  terdapat interaksi antara penggunaan media  pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan  hasil belajar siswa. Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut,  maka pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara  karakteristik pebelajar,   karakteristik materi pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.

C.    Dasar Kelaikan Media Pembelajaran
Media pembelajaran seperti yang telah diuraikan sebelumnya merupakan suatu alat pendukung untuk menciptakan komunikasi antara guru dan siswa secara efektif dan efisien agar bahan ajar dapat di sampaikan kepada siswa-siswanya. Tentunya peran tersebut sangat vital, karena komunikasi yang efektif akan dipengaruhi pula dengan pemilihan media pembelajaran yang berkualitas den relevan.
Syarat untuk menjadi media pembelajaran yang berkualitas harus memenuhi beberapa kelaikan. Kelaikan ini merupakan besarannya suatu ukuran pantas tidaknya suatu alat untu dapat digunakan. Dalam media pembelajaran ada tiga macam kelaikannya, yaitu :
1.      Kelaikan Praktis
Didasarkan pada kemudahan dalam mengajarkannya bahan ajar dengan menggunakan media, seperti:
a.       Media yang digunakan telah lama diakrabi, sehingga mengoperasikannya dapat terlaksana dengan mudah dan lancar.
b.      Mudah digunakan tanpa memerlukan alat tertentu.
c.       Mudah diperoleh dari sekitar,  tidak memerlukan biaya mahal.
d.      Mudah dibawa atau dipindahkan (mobilitas tinggi).
e.       Mudah pengelolaannya.


2.      Kelaikan Teknis
Kelaikan Teknis ini merupakan potensi media yang berkaitan dengan kualitas media. Di antara unsur yang menentukan kualitas tersebut adalah relevansi media dengan tujuan belajar, potensinya dalam memberi kejelasan informasi, kemudahan untuk dicerna. Dan segi susunannya adalah sistematik, masuk akal, apa yang terjadi tidak rancu. Kualitas suatu media terutama berkaitan dengan atributnya. Media dinyatakan berkualitas apabila tidak berlebihan dan tidak kering informasi.
3.      Kelaikan Biaya
Media yang praktis adalah media yang membutuhkan biaya yang tidak terlalu mahal. Mengacu pada pendapat bahwa pada dasarnya ciri pendidikan modern adalah efisiensi dan keefektifan belajar mengajar. Salah satu strategi untuk menekan biaya adalah dengan simplifikasi dan memanipulasi media atau alat bantu dan material pengajaran.

D.    Faktor Berpengaruh dan Manfaat Media Pembelajaran
Pemilihan media pembelajaran bukan semata-semata atas keinginan guru. Akan tetapi, dalam menentukan media pembelajaran yang tepat yang akan dipakai dalam proses pembelajaran harus mempertimbangkan kelaikan media tersebut yang mencakup tujuan yang akan dicapai, kondisi dan keterbatasan baik guru, siswa, maupun media yang beragam karakteristiknya. Beberapa pertanyaan dibawah ini menjadi acuan dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu:
1.      Apakah media yang bersangkutan relevan dengan tujuan instruksional yang ingi dicapai oleh guru?
2.      Apakah ada sumber informasi, katalog mengenai media yang bersangkutan?
3.      Apakah perlu dibentuk tim untuk memonitor yang terdiri dari para calon pemakai? (Sadiman, 1986).
Dari uraian pertanyaan dapat disimpulkan beberapa faktor yang mendasari seorang guru memilih media pembelajaran yaitu : 1). Tujuan instruksional yang akan dicapai, 2). Karakteristik siswa, 3). Jenis rangsangan belajar yang diinginkan (audio visual), keadaan latar atau lingkungan, dan gerak atau diam, 4). Ketersediaan sumber setempat, 5). Apakah media siap pakai, ataukah media rancang, 6). Kepraktisan dan ketahanan media, dan 7). Efektifitas biaya dalam jangka waktu panjang.
Media pembelajaran yang dipakai oleh seorang guru dengan guru lain memang beragam sesuai dengan kebutuhannya. Tentu dalam menggunakan media tersebut masing-masing memiliki nilai lebih atau manfaat. Manfaat tersebut dapat dibedakan menjadi manfaat media secara umu dan khusus.
Secara umum media pembelajaran mempunyai manfaat sebagai berikut:
1.      Memperjelas penyajian suatu pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis.
2.      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
3.      Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif siswa dalam pembelajaran. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk: a). menimbulkan gairah belajar, b). Memungkinkan interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan dan kenyataan, dan c). memungkinkan siswa belajar sendiri menurut minat dan kemampuannya.
4.      Dengan sifat yang unik pada siswa juga dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda-beda, sedangkan kurikulum dan materi pembelajaran yang sama untuk setiap siswa, masalah ini dapat diatasi dengan media pembelajaran dalam kemampuannya memberikan rangsangan yang sama, menyamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.
Sehingga, secara umum manfaat media dalam pembelajaran adalah memperlancar siswa, dengan maksud membantu siswa belajar secara optimal. Sedangkan manfaat media secara khusus (Kemp dan Dayton, 1985) yaitu :
1.      Penyampaian pembelajaran dapat diseragamkan
Setiap guru mempunyai tafsiran yang beranekaragam dalam suatu materi pembelajaran. Melalui media, pebnafsiran yang beragam ini dapat direduksi dan disampaikan kepada siswa secara seragam.
2.      Proses Pembelajaran Menjadi Lebih Menarik
3.      Media dapat menyampaikan informasi yang dapat didengar (audio) dan dapat dilihat (visual), sehingga dapat mendeskripsikan prinsip, konsep, proses atau prosedur yang bersifat abstrak dan tidak lengkap menjadi lebih jelas dan lengkap.
4.      Proses Pembelajaran Menjadi Lebih Interaktif
Media pembelajaran yang tepat akan membantu guru dan siswa melakukan komunikasi dua arah secara aktif. Sehingga akan mengurangi kecenderungan guru berbicara satu arah kepada siswa.
5.      Jumlah Waktu Belajar-Mengajar dapat Dikurangi
Guru banyak menghabiskan waktu dalam menjelaskan materi ajar. Dengan memanfaatkan media pembelajaran, waktu tersebut dapat dikurangi.
6.      Kualitas Belajar Siswa dapat Ditingkatkan
Penggunaan media tidak hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien, tetapi juga membantu siswa menyerap materi ajar secara mendalam dan utuh.
7.      Proses Pembelajaran dapat terjadi dimana dan kapan saja
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar dimana saja dan kapan saja tanpa ketergantungan pada guru.
8.      Sikap positif siswa terhadap proses belajar dapat ditingkatkan
Dengan media pembelajaran, proses belajar akan lebih menarik, dan meningkatkan apresiasi siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru.
9.      Peran Guru berubah kearah yang lebih positif dan produktif
Dengan media, guru tidak perlu mengulang-ulang penjelasan dan mengurangi penjelasan verbal (lisan), sehingga guru dapat memberikan perhatian lebih banyak kepada aspek pemberian motivasi, perhatian, bimbingsn dan sebagainya.

E.     Media Pembelajaran Audio Visual Sebagai Media Pembelajaran Kontemporer
Dalam pelaksanaanya, teknik penggunaan dan pemanfaatan media yang modern atau kontemporer turut memberi andil yang besar dalam menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran, karena pada dasarnya mempunyai dua fungsi utama, yakni media sebagai alat bantu dan media sebagai sumber belajar bagi siswa (Djamariah, 2002).
Dalam perkembangannya, pada abad ke-21, guru dituntut berorientasi kepada multimedia dalam kegiatan pembelajarannya. Hal ini berarti terjadi peralihan antara media pembelajaran manual (single media) menjadi multimedia. Multimedia disini bertujuan menciptakan constructivist learning  dan contemporary content. Multimedia disini dicontohkan seperti media audio, visual, maupun audio visual.
Media audio adalah media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran. Dengan kata lain, media jenis ini hanya melibatkan indera dengar dan manipulasi unsur bunyi atau suara semata (Setyosari dan Sihkabuden, 2005). Sedangkan media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indera penglihatan dalam wujud visual. Konotasi media visual dalam pengajaran memiliki pengertian yang sangat luas, karena pada dasarnya media pembelajaran yang digunakan dalam pengajaran hampir semuanya dapat dinikmati oleh indera penglihatan kita.
Perpaduan antara kedua media diatas yang sering dipakai pada proses pembelajaran pada abad ke-21 ini adalah media audio-visual. Media audio visual disebut juga sebagai media video. Video merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam media video terdapat unsur audio visual tersebut yang memungkinkan siswa untuk dapat menerima pesan pembelajaran melalui pendengaran, sedangkan unsur visual memungkinkan penciptaan pesan belajar melalui bentuk visualisasi.
Menurut Ronald Anderson (1994, 99), media video adalah merupakan rangkaian gambar elektronis yang disertai oleh unsur suara dan unsur gambar yang dituangkan melalui pita video. Rangkaian gambar elektronis tersebut kemudian diputar dengan suatu alat yaitu video cassette recorder atau video player.
Seperti halnya dengan media lainnya, media audio visual (video) mempunyai beberapa karakteristik. Karakteritik tersebut terdiri dari kelebihan maupun kelemahan. Menurut Ronald Anderson (1994:103-105) bahwa dalam media video terdapat kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan media video adalah : dapat digunakan untuk klasikal atau individual, dapat digunakan seketika, digunakan secara berulang-ulang, dapat menyajikan materi secara fisik tidak dapat bicara kedalam kelas, dapat menyajikan objek yang bersifat berbahaya, dapat menyajiakan objek secara detail, tidak memerlukan ruang gelap, dapat diperlambat dan dipercepat, serta menyajikan gambar dan suara.
Sedangkan kelemahan dari media video ini adalah sukar untuk dapat direvisi, relative mahal, dan memerlukan keahlain khusus.
Pemilihan media video ini dapat disesuaikan dengan tujuannya secara umu dalam proses pembelajaran. Ronald Anderson (1994:102) mengemukakan tentang beberapa tujuan dari pembelajaran menggunakan media video, antara lain:
Untuk tujuan kognitif :
1.         Dapat mengembangkan mitra kognitif yang menyangkut kemampuan mengenal kembali dan kemapuan memberikan rangsangan gerak dan serasi.
2.         Dapat menunjukan serangkaian gambar diam tanpa suaru sebagai media foto dan film bingkai meskipun kurang ekonomis.
3.         Melalui video dapat pula diajarkan pengetahuan tentang hukum-hukum dan prinsip-prinsip tertentu.
4.         Video dapat digunakan untuk menunjukkan contoh dan cara bersikap atau berbuat dalam suatu penampilan, khususnya yang menyangkut dengan interaksi siswa.
Tujuan Afektifnya seperti :
1.         Video merupakan media yang baik sekali untuk menyampaikan informasi dalam matra afektif.
2.         Dapat menggunakan efek dan teknik, video dapat menjadi media yang sangat baik dalam mempengaruhi sikap dan emosi.
Sedangkan tujuan psikomotorik seperti :
1.         Video merupakan media yang tepat untuk memperlihatkan contoh keterampilan yang menyangkut gerak. Dengan alat ini dijelaskan, baik dengan cara memperlambat maupun mempercepat gerakan yang ditampilkan.
2.         Melalui video siswa dapat langsung mendapat umpan balik secara viual terhadap kemampuan mereka sehingga mampu mencoba keterampilan yang menyangkut gerakan tadi.
Demikian tadi paparan dari karakteristik media audio visual sebagai media pembelajaran kontemporer. Media tersebut sangat relevan dan efektif dalam proses pembelajaran pada masa kini. Karena dalam media tersebut sudah mencakup tujuan dari aspek kognitif, psikomotorik, maupun afektif. Media ini juga dapat dirancang sedemikian rupa agar strategi dalam mentransfer pengetahuan dari guru kepada mahasiswa dapat terjadi secara efektif dan efisien. Komunikasi juga dapat terjalin dengan efektif dengan mewakilkan gambar dan audio kedalam proses pembelajaran, sehingga dapat meberikan umpan balik secara langsung dan siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran.

















No comments:

Post a Comment