Powered By Blogger

Tuesday, 14 August 2012

Arti dan Peran Guru


PEMBAHASAN

A.    Arti Guru
Dalam dunia pendidikan, istilah guru bukanlah hal yang asing. Menurut pandangan lama, guru adalah sosok manusia yang patut digugu lan ditiru. Digugu dalam artian ucapannya dapat dipercayai, sedangkan ditiru berarti segala tingkah lakunya harus dapat menjadi contoh atau tauladan bagi masyarakat.
Dalam kitab undang-undang Negara Indonesia No.14 tahun 2005 disebutkan guru itu merupakanpendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usai dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sejalan dengan UU, Zakiyah Darajad juga berpendapat bahwa guru adalah pendidik professional dengan karena secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak para orang tua.
Menurut  kamus Umum Bahasa Indonesia, guru diartikan sebagai seseorang yang pekerjaannya mengajar dan dimaknai sebagai tugas profesi. Untuk menjadi guru, seseorang harus memenuhi persyaratan profesi. Tidak semua orang bisa menjadi guru.
Dalam pandangan Mohammad Uzer Usman (1992:4), guru merupakan profesi, jabatan dan pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus. Menurutnya jenis pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan, meskipun kenyataannya masih didapati guru yang berasal dari luar bidang kependidikan.
Ngalim Purwanto berpendapat bahwa guru adalah orang yang pernah memberikan suatu ilmu atau kepandaian seseorang atau sekelompok orang. Sementara itu, Ahmad Tafsir juga berpendapat bahwa guru adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi afektif, kognitif, maupun psikomotorik.
Menurut pendapat lain, guru merupakan sosok yang begitu dihormati lantaran memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Ketika orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah pada saat itu juga menaruh harapan terhadap guru, agar anaknya dapat berkembang secara optimal.
Dapat dikatakan dari keseluruhan definisi diatas bahwasanya guru memang bukan sembarang orang yang melakukan kegiatan pengajaran dalam dunia pendidikan, akan tetapi guru juga harus memiliki syarat pedagogic yang harus terpenuhi. Guru haruslah orang yang professional, tidaklah mudah seseorang menjadi professional apabila di dalam hati dan jiwanya belum terpenggil menjadi guru. Untuk itu, guru harus memenuhi segala aspek baik kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam mencapai tujuan pembelajaran.

B.     Peran Guru
Pembahasan selanjutnya kita akan membicarakan tentang peran. Peran merupakan sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan terutama. Pimpinan disini dapat diartikan bahwasanya guru memiliki syarat sebagai pemimpin, yakni memiliki perencanaan, pengorganisasian, pengaktualisasian, dan evaluasi.  Peran juga merupakan serangkaian rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu (Biddle dan Thomas).
Dalam dunia pendidikan, guru diberikan tugas dan wewenang dalam melakukan pembelajaran efektif bagi para peserta didik. Begitu juga dengan peranannya dalam dunia pendidikan. Sangatlah luas peran guru dalam proses pembelajaran. Menurut E. Mulyasa dalam bukunya “Menjadi Guru Professional” menyebutkan sedikitnya ada 17 peran guru dalam dunia pendidikan, yakni :
a.       Guru Sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.
b.      Guru Sebagai Pengajar
Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman, dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika factor-faktor di atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan baik. Oleh karena itu, guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik, dan berusaha lebih terampil dalam memecahkan masalah.
c.       Guru Sebagai Pembimbing
sebagai pembimbing perjalanan, guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan empat hal berikut: pertama, guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai. Kedua, guru harus melihat keterlibatan peserta didikdalam pembelajaran, dan yang paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmaniyah, tetapi mereka harus terlibat secara psikologis. Ketiga, guru harus memaknai kegiatan belajar. Keempat, guru harus melaksanakan penilaian.
d.      Guru Sebagai Pelatih
Guru harus berperan sebagai pelatih, yang bertugas untuk melatih peserta didik dalam pembentukan kompetensi dasar, sesuai dengan kompetensi masing-masing. Pelatihan yang dilakukan, di samping harus memperhatikan kompetensi dasar dan materi standar, juga harus mampu memperhatikan perbedaan individual peserta didik, dan lingkungannya. Untuk itu guru harus banyak tahu, meskipun tidak mencakup semua hal, dan tidah setiap hal secara sempurna, kerena hal itu tidaklah mungkin.
e.       Guru Sebagai Penasihat
Guru adalah seorang penasihat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasihatdan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasihati orang. 
Menjadi guru pada tingkat manapun berarti menjadi penasihatdan menjadi oran kepercayaan, kegiatan pembelajaranpun meletakkannya pada posisi tersebut. Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat keputusan, dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Dan, makin efektif guru menangani setiap permasalahan, makin banyak kemungkinan peserta didik berpaling kepadanya untuk mendapatkan nasihat dan kepercayaan diri.
f.       Guru sebagai model atau teladan
Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagi guru. Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagi guru. Sehubungan itu, beberapa hal di bawah ini perlu mendapat perhatian, dan bila perlu didiskusikan para guru.
1. sikap dasar; 2. bicara dan gaya bicara; 3. kebiasaan bekerja; 4. sikap melalui pengalaman dan kesalahan; 5. Pakaian; 6. hubungan kemanusiaan; 7. proses berpikir; 8. Selera; 9. Keputusan; 10. Kesehatan; dan 11. gaya hidup secara umum.
g.      Guru sebagai pribadi
Sebagai individu yang berkecimpung dalam pendidikan, guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Tuntutan kepribadian sebagai pendidik kadang-kadang dirasakan lebih berat disbanding profesi lainnya. Ungkapan yang sering dikemukakan adalah bahwa "guru bisa di gugu dan di tiru". Di gugu maksudnya bahwa pesan-pesan yang disampaikan guru bias dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya bisa ditiru atau diteladani. Guru sering dijadikan panutan oleh masyarakat, untuk itu guru harus mengenal nilai-nilai yang dianut dan berkembang di masyarakat, tempat melaksanakan tugas dan bertempat tinggal.
h.      Guru sebagai peneliti
Pembelajaran merupakan seni, yang dalam pelaksanaanya memerlukan penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi lingkungan. Untuk itu diperlukan berbagai penelitian, yang di dalamnya melibatkan guru. Oleh karena itu, guru adalah seorang pencari atau peneliti. Dia tidak tahu dan dia tahu bahwa dia tidak tahu, oleh karena itu dia sendiri merupakan subyek pembelajaran. Dengan kesadaran bahwa ia tidak mengetahui sesuatu maka ia berusaha mencarinyamelalui kegiatan penelitian. Usaha mencari sesuatu itu adalah mencari kebenaran, sepertiseorang ahli filsafat yang senantiasa mencari, menemukan dan mengemukakan kebenaran.
i.        Guru sebagai motivator
Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis motif-motif yang melatarbelakangi anak didik malas belajar dan menurun prestasinya di sekolah. Motivasi dapat efektif bila dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan anak didik . penganekaragaman cara belajar memberikan penguatan dan sebagainya, juga dapat memberikan motivasi pada anak didik untuk lebih bergairah dalam belajar.
j.        Guru Sebagai Pendorong Kreativitas
Sebagai orang yang kreatif, guru menadari bahwa kreatifitas merupakan yang universal dan oleh karenanya semua kegiatannya di topang, di bombing dan dibangkitkan oleh kesadaran itu, ia sendiri adalah seorang creator dan motivator, yang berada di pusat proses pendidikan. akibat dari fungsi ini, guru senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik, sehingga peserta didik akan menilainya bahwa ia memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu secara rutin saja. Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh guru sekarang lebih bik dari yang telah di kerjakan sebelumnya dan apa yang akan di kerjakan di masa mendatang lebih baik dari sekarang.
k.      Guru Sebagai Pembangkit Pandangan
Dunia ini panggung sandiwara, yang penuh dengan berbagai kisah dan peristiwa, mulai dari kisah nyata sampai yang direkayasa. Dalam hal ini, guru dituntut untuk memberikan dan memelihara pandangan tentang keagungan kepada peserta dididiknya. Mengemban fungsi ini guru harus terampil dalam berkomunikasi dengan peserta didik di segala umur, sehingga setiap langkah dari proses pendidikan yang dikelolanya di laksanakan untuk menunjang fungsi ini. Guru tahu bahwa ia tidak dapat membangkitkan pandangan tentang kebesaran kepada peserta didik jika ia sendiri tidak memilikinya. Oleh karena itu, para guru perlu dibekali dengan ajaran tentang hakekat manusia dan setelah mengenalnya akan mengenal pula kebesaran allah yang menciptakannya.
l.        Guru Sebagai Pekerja Rutin
Guru bekerja dengan keterampilan, dan kebiasaan tertentu, serta kegiatan rutin yang amat di perlukan dan seringkali memberatkan. Jika kegiatan tersebut tidak dikerjakan dengan baik, mak bisa mengurangi atau merusak keefektifan guru pada semua peranannya.
m.    Guru Sebagai Aktor
Sebagai seorang aktor, guru harus melakukan apa yang ada dalam naskah yang telah disusun dengan mempertimbangkan pesan yang akan disampaikan kepada penonton. Penampilan yang bagus dari seorang actor akan mengakibatkan para penonton tertawa, mengikuti dengan sungguh-sungguh, dan bisa pula menangis terbawa oleh penampilan sang actor. Untuk bisa berperan sesuai dengan tuntutan naskah, dia harus menganalisis dan melihat kemampuannya sendiri, persiapannya, memperbaiki kelemahan, menyempurnakan aspek-aspek baru dari setiap penampilan, mempergunakan pakaian, tat arias sebagaiman yang diminta, dan kondisinya sendiri untuk menghadapi ketegangan emosinya dari malam ke malam serta mekanisme
n.      Guru Sebagai Evaluator
Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang banyak latar belakang dan hubungan, serta variable lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian, karena penilaian merupakan proses menetapkan kualitas hasil belajar, atau proses untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik.
o.      Guru Sebagai Pengawet
Salah satu tugas pendidikan adalah mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi berikutnya, karena hasil karya manusia terdahulu masih banyak yang bermakna bagi kehidupan manusia sekarang maupun di masa depan. Hal ini disebabkan oleh keberhasilan tugas pendidikan yang lain, yaitu pembekalan individu agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat dan mampu memberikan sumbangan bagi kehidupan di masa depan. Upaya pelestarian dilakukan melalui pembekalan terhadap calon-calon guru.
Untuk melaksanakan tugasnya sebagai pengawet terhadap apa yang telah dicapai manusia terdahulu, dikembangkan salah satu sarana pendidikan yang disebut kurik
p.      Guru sebagai Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas pembelajaran yang menarik dan mudah dalam kegiatan belajar anak didik. Lingkungan belajar yang tidak menyenangkan, suasana ruang kelas yang pengap, meja dan kursi yang berantakan, fasilitas belajar yang kurang tersedia, menyebabkan anak didik malas belajar. Oleh karena itu menjadi tugas guru bagaiman menyediakan fasilitas, sehingga akan tercipta lingkunganbelajar yang menyenangkan anak didik.
q.      Guru Sebagai Supervisor
Dalam hal ini guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran. Teknik suoervisi harus dikuasai oleh guru dengan baik agar dapat melakukan perbaikan terhadap situasi belajar mengajar menjadi lebih baik. Untuk itu kelebihan yang dimiliki oleh supervisor bukan hanya karena pengalamannya, pendidikannya, kecakapannya, atau keterampilan-keterampilan yang dimilikinya, atau karena memiliki sifat-sifat kepribadian yang menonjol daripada orang-orang yang disupervisinya.
Sementara itu, menurut W.F. Connel (1972) membedakan peran guru dalam 7 peranan, yakni :
a.       Peran Guru Sebagai Pendidik (Nurturer)
Peran ini berkaitan dengan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk memperoleh pengalaman-pengalaman lebih lanjut seperti penggunaan kesehatan jasmani, bebas dari orang tua, dan orang dewasa lainnya. Oleh karena itu guru harus bertanggungjawab terhadap pendisiplinan anak, mengontrol segala aktivitasnya agar tidak menyimpang dengan norma-norma yang ada.
b.      Sebagai Model
Setiap anak mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh bagi dirinya. Oleh karena itu tingkah laku guru juga harus sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa, dan Negara.
c.       Sebagai Pengajar dan Pembimbing
Setiap guru harus memberikan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman lain diluar fungsi sekolah. Dengan adanya hal tersebut, diharapkan terciptanya tingkah laku social yang selaras oleh anak didik dengan lingkungan disekitar pendidikan.
d.      Sebagai Pelajar (learner)
Seorang guru dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan tugas professional, tetapi juga tugas kemasyarakatan maupun kemanusiaan.
e.       Komunikator terhadap Masyarakat Setempat
Seorang guru diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan di segala bidang yang sedang dilakukan. Ia dapat mengembangkan kemampuannya pada bidang-bidang yang dikuasainya.


f.       Pekerja Administrasi
Dalam hal ini guru dapat melakukan administrasi dengan baik. Administrasi tersebut digunakan untuk membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar, dan sebagainya merupakan dokumen berharga bahwa ia telah melakukan perannya dalam administrator kelas.
g.      Kesetiaan terhadap Lembaga
Seorang guru diharapkan dapat membantu kawannya yang memerlukan bantuan dalam mengembangkan kemampuannya. Bantuan tersebut dapat berupa langsung melalui pertemuan-pertemuan resmi maupun incidental.
           
            Pendapat lain tentang peran guru adalah dari Abin Syamsudin (2003) yang mengemukakan bahwa dalam pendidikan secara luas, seorang guru yang ideal seyogyanya dapat berperan sebagai :
a.       Koservator (pemelihara) sistem nilai yang merupakan sumber norma kedewasaan.
b.      Inovator (pengembang) sistem nilai ilmu pengetahuan.
c.       Transmitor (penerus) sistem-sistem nilai tersebut kepada peserta didik.
d.      Transformator (penerjemah) sistem-sistem nilai tersebut melalui penjelmaan dalam pribadinya dan perilakunya dalam proses interaksi dengan sasaran didik.
e.       Organisator (penyelenggara) terciptanya proses edukatif yang dapat dipertanggungjawabkan, baik secara formal (kepada pihak yang mengangkat dan menugaskannya) maupun secara moral (kepada sasaran didik, serta Tuhan yang menciptakannya).
Sedangkan dalam pengertian pendidikan yang terbatas, Abin Syamsuddin dengan mengutip pemikiran Gage dan Berliner, mengemukakan peran guru dalam proses pembelajaran peserta didik, yang mencakup :
a.       Guru sebagai perencana (planner) yang harus mempersiapkan apa yang akan dilakukan di dalam proses belajar mengajar (pre-teaching problems);
  1. Guru sebagai pelaksana (organizer), yang harus dapat menciptakan situasi, memimpin, merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana, di mana ia bertindak sebagai orang sumber (resource person), konsultan kepemimpinan yang bijaksana dalam arti demokratik & humanistik (manusiawi) selama proses berlangsung (during teaching problems).
  2. Guru sebagai penilai (evaluator) yang harus mengumpulkan, menganalisa, menafsirkan dan akhirnya harus memberikan pertimbangan (judgement), atas tingkat keberhasilan proses pembelajaran, berdasarkan kriteria yang ditetapkan, baik mengenai aspek keefektifan prosesnya maupun kualifikasi produknya.
C.    Fungsi Guru
Sebagai seorang pendidik, guru harus memahami fungsi pokok yang ada pada dirinya.  Tidak hanya  sebatas memahami diri sendiri saja, baik kepada siswanya maupun lingkungannya saja. Akan tetapi harus mengintegrasikan antara kedua komponen tersebut, yakni siswa dan lingkungannya. Guru diharapkan menjadi fungsi penghubung sekolah dengan masyarakat.
Guru memanglah seseorang yang memiliki kemampuan lebih dalam disiplin ilmu. Dalam prosesnya, guru dibekali berbagai ilmu keguruan sebagai dasar, disertai pula dengan seperangkat latihan keterampilan keguruan dan pada kondisi itu pula ia belajar memersosialisasikan sikap guru maupun keguruan yang diperlukannya. Seorang guru juga dibekali dengan kepribadian yang luhur yang selanjutnya akan mentransformasikan kepribadiaannya kepada peserta didiknya. Hal tersebut juga juga merupakan fungsi lain dari guru yang dikemukakan oleh Rostiyah (dalam Djamariah, 2000:36), bahwa guru memiliki fungsi sebagai berikut :
1.      Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan, dan pengalaman-pengalamannya.
2.      Membentuk kepribadian anak yang harmonis sesuai cita-cita dan dasar Negara yakni sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila.
3.      Menyiapkan anak menjadi warga Negara yang baik sesuai dengan Undang-undang Pendidikan yang merupakan keputusan MPR no. 2 tahun 1983.
4.      Sebagai perantara dalam belajar.
5.      Guru adalah seorang pembimbing untuk membawa anak didik kea rah kedewasaan. Pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk anak menurut kehendak hatinya.
6.      Guru sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat.
7.      Sebagai penegak kedisiplinan, guru menjadi contoh dalam segala hal, seperti melaksanakan tata tertib dan peraturan yang dibuat oleh sekolah.
8.      Sebagai administrator dan manajer.
9.      Guru sebagai pemimpin
10.  Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak.
Seorang guru baru dikatakan sempurna jika fungsinya sebagai pendidik dan juga berfungsi sebagai pembimbing. Dalam hal ini pembimbing yang memiliki sarana dan serangkaian usaha dalam memajukan pendidikan. Seorang guru menjadi pendidik yang sekaligus sebagai seorang pembimbing. Contohnya guru sebagai pendidik dan pengajar sering kali akan melakukan pekerjaan bimbingan, seperti bimbingan belajar tentang keterampilan dan sebagainya dan untuk lebih jelasnya proses pendidikan kegiatan mendidik, mengajar dan membimbing sebagai yang taka dapat dipisahkan.










No comments:

Post a Comment